Seoul Shopping spree
Seoul dikenal sebagai surga bagi penggila belanja alias Shopaholic. Dalam hal belanja, Seoul lebih menekankan pada fashion industry selling ataupun IT. Spot-spot belanja bervariasi. Mulai drai yang sekelas pasar tradisional hingga mall besar yang tak cukup diputari dalam waktu sehari. Harga dan kualitas barang, apalagi model terkini siap bersaing. Semua tergantung anda, mulai selera hingga budget dapat menyesuaikan. Sewaktu saya pergi ke sana, adalah di saat musim panas. Berikut beberapa referensi bagi anda. Tidak semuanya memang, namun di bawah ini yang wajib anda kunjungi.
Shinchon(신촌) Fashion street.
Di daerah Shinchon terdapat dua universitas ternama. Sebagai salah satu universitas swasta terkenal, kawasan Ewha Women university yang juga berdekatan dengan Yonsei University merupakan kawasan yang menawarkan harga yang sesuai dengan kantong para mahasiswa. Terutama lagi, karena universitas yang berisi wanita saja tentu penduduknya saling ‘bersaing’ dalam hal style dan fashion. Kawasan ini tidak hanya banyak menjual produk fashion, tapi juga peralatan tulis dan lain sebagainya. Mulai toko vintage yang menjual barang secondhand hingga retailer ternama berjajar di sepanjang jalan ini. Jika anda lelah berbelanja, coffee shop yang membaurkan wangi aroma kopi siap menjadi persinggahan pelepas lelah. Saya sendiri belum pernah ke kawasan ini, namun teman saya ada yang berkuliah di Ewha. Dia pernah bercerita pada saya bahwa ada pakaian yang modelnya lucu, dan keren dibandrol seharga W2000 atau sekitar 20.000 rupiah saja. Saya pernah menitip tas kulit imitasi-namun berkualitas cukup bagus- dengan harga W10.000 atau sekitar 100.000. sekedar informasi, model dan jenis tas ini adalah tas yang pada umumnya difavoritkan oleh anak-anak muda, karena bentuknya yang fleksibel dan mampu memuat kebutuhan dalam volume yang cukup banyak.
Insa-dong.
Letaknya berdekatan dengan 경복궁 (Gyeong-Bok Gung) atau istana Gyeong-Bok. Distrik perbelanjaan ini, lebih terfokus dengan bahan kerajinan tangan seperti souvenir jaman korea kuno, keramik antik, art galleries, lukisan lama, tea set ataupun barang barang dari Negara lain yang antik. Di sinilah spot di jantung kota namun juga tempat di mana anda masih dapat merasakan nafas kehidupan korea yang sederhana. Daerah ini menjadi tempat favorit para turis mancanegara juga karena banyaknya tea house yang berarsitektur korea jaman dahulu. Di akhir pekan, daerah Insa-Dong adalah kawasan bebas kendaraan. Jadi anda yang berjalan kaki dapat dengan leluasa dan nyaman. Banyak juga pedagang yang menjual barangnya di emperan. Jika anda membeli barang di emperan, anda dapat menawar harga barang yang ingin anda beli. Barang di sini, banyak yang unik dan tak terlalu mudah ditemukan di tempat lain. Ini adalah tempat yang tepat jika anda ingin member souvenir unik bagi orang yang anda sayangi. Tidak hanya kios jualan yang bergaya sederhana, tempat tempat makan pun juga sama. Di daerah ini, anda dapat makan dengan nyaman tanpa terganggu suara bising kendaraan. Tempat ini termasuk favorit saya. Para penjualnya juga ramah dan pasti ada saja kejadian unik yang akan anda alami.
Myeong-Dong (명동)
Agak sedikit jauh jika berjalan dari Insadong, Myeong-dong merupan tempat berbelanja terpopuler di seoul. Bahkan, beberapa waktu kemarin, Myeong-dong dikabarkan sebagai shopping district termahal ke 11 di dunia. Di area ini, anda tak perlu bingung memikirkan keperluan belanja. Because Myong-dong is noted for its eating, drinking, and entertainment establishments frequented by people of all ages. Located in downtown Seoul, there are four major department stores staffed by clerks who can speak either English or Japanese. Di gang yang sempit bagi pejalan kaki yang sebejibun ini, berbagai department store terkenal, cosmetic corner seperti body shop, karaoke, café ataupun tempat makan seperti pizza hut, hingga butik desainer kelas dunia siap membuat mata anda berbinar. Namun jangan salah, penjual yang di jalanan pun ada. Para penjual jalanan ini, berderet membelah arus pengunjung. Yah, seperti pembatas jalan raya untuk mobil, deh. Hehe.. Karena merupakan salah satu daerah tersibuk, Spot ini jelas tak boleh dilewatkan.
Itaewon (이태원)
Kangen dengan hidangan ala Negara sendiri (Indonesia.Red)? Datang saja ke Itaewon. Mungkin jika anda membandingkan harganya dengan di Negara sendiri akan terasa sedikit mahal, namun rasanya cukup mengobati homesick saat lidah ingin mendecap rasa masakan negeri kita. Itaewon terkenal sebagi distriknya orang asing. Penuh pernak pernik etnik dari berbagai Negara. Tak kalah juga restoran negar Negara tersebut pun berjajar rapi. Bagi anda yang muslim, banyak Halal mart di daerah ini. Di kalangan warga asing yang menetap di Korea ataupun wisatawan yang sekedar berlibur, spot ini memang favorit. Bahkan masjid terbesar di Seoul –mungkin juga korea- ada di distrik ini. Pengalaman yang tidak saya lupakan adalah saat salat jumat di minggu terakhir saya di Korea. Hari itu adalah pertama kalinya saya salat jumat di korea. Berbekal browsing dari internet, saya diantar keponakan host parents saya menuju daerah ini. Host parents saya yangnon-muslim, tentu tak mengerti tradisi umat muslim yang berbondong-bondong ke masjid di hari jumat. Pun dia tak tahu tempat ‘bersembahyang muslim’, baik bentuk atau bahkan namanya. Di subway yang ke arah Itaewon, perlahan lahan mulai disesaki wajah wajah Asia ala Indonesia ataup melayu. Pakaian yang dikenakan pun baju koko dan peci serta membawa sajadah. Saya yang buta arah dan keponakan Host Parents saya yang tak tahu bentukan tempat yang saya cari hanya celingak celinguk sambil mencuri pandang dimana tempat mereka berhenti. Tepat saat mbak-mbak operator mengatakan sudah sampai stasiun apa gitu, mereka pada turun. Saya sih ikut saja, kalo nyasar yah sudahlah nasib saya, piker saya begitu. Lalu, saya mulai memebranikan diri bertanya pada satu abang-abang “mas, orang Indonesia bukan?”. Lalu si mas-masnya menjawab,”Iya, mbak. Saya dari pekalongan. Mbaknya baru yah di Sini. Dari tadi saya perhatikan seperti orang hilang” Jeng..jeng… bukan seperti lagi, mas, jelas saya nyaris hilang, batin saya. Akhirnya saya tiba di masjid, dan sAya terharu, ternyata banyak juga muslim di Korea. Apalagi saat bertemu sesama orang Indonesia. Dan bagaimana nasib keponakan Host parents sadi yang saya tinggal asyik ngobrol? dia akhirnya pergi ke PC-Bang (PC방) alias warnet.
COEX (korea Expo) Mall
COEX (Korea Expo) Mall
Yep, ini tempat yang juga termasuk dalam favourite list saya. Bahkan sebelum saya ke Korea, begitu googling dan menemukan penjelasan COEX saya langsung penasaran. Satu-satunya Mall yang pintu masuknya underground. Saat anda keluar dari Jihacheol (지하철) atau Subway di stasiun Samsung (baca: Samseong –seperti huruf O dalam kata ‘the Oolong’-) akan berujung di pintu masuk Mall terbesar di Korea ini. Gemerlap lampu mall langsung menyapa mata anda. Semua barang yang anda cari bisa di dapat di sini. Kosmetik, IT produk, Makanan, Konter franchise dunia, Duty free shop, anything you wish. Mall ini dijejali dengan lebih dari 100 kios. Kebayang kan, bagaimana besarnya mall ini. Dan tidak cukup untuk diputar dalam sehari. Di lantai underground saja, bentuknya yang memanjang berderet kios-kios yang membuat lapar mata. Sering drama Korea bersetting di Mall ini. Ada mini aquarium (seperti mini seaworld lah), bioskop yang super canggih.
DOngdaemun
Salah satu pusat perbelanjaan besar di Seoul. Bagi sebagian wisatawan asing –bahkan ada juga orang korea yang tak tahu- Dongdaemun hanya sebuah mall besar yang menjual barang dengan harga terjangkau. Namun, ternyata ada sisi Dongdaemun yang terletak di Belakang Mall.nya. Dongdaemun yang Mall, buka selama 24 jam, dan merupakan area yang penuh hiburan. Anda bisa saja menemukan mini stage yang terletak di pinggir jalan yang menyuguhkan lomba dance atau hanya sekedar live music. Di mall ini ada dua bagian. Mal yang menjual barang eksklusif dan dibandrol dengan harga pas, juga ada bagian yang menjual barang dengan harga yang bisa anda tawar. Di bagian yang ini, rata-rata pakaian dipatok mulai harga W4000 atau sekitar 40.000. Yang dijual adalah produk fashion. Pakaian, tas-tas KW (tembakan desainer), beanie, sepatu juga ada. Sisi dongdaemun yang di belakang Mal, adalah toko dan kios yang menjual barang untuk diproduksi lagi. Kalau anda tahu pasar turi Surabaya, yah mirip. Salah seorang teman korea saya, dia senang mendesain pakaian dan aksesories fahion. Tempat ini adalah surganya. Pita-pita, kancing berbagai variasi, pernak pernik untuk kalung, anting dan lain sebagainya bisa dibeli di sini. Anda pun dapat menawar harga jika membeli dalam jumlah besar. Ingin langsung memakai? Bisa. Anda bisa mendesain sendiri aksesories anda di tempat, dan si penjual langsung mengerjakan sesuai permintaan anda. Seperti bros yang saya beli di sana. Saya memilik sendiri bingkai, tempelan gambar, serta mata hijaunya. Di tahun 2008 saya hanya merogoh kocek seharga W3000. Kalau mendesain sendiri pasti barang anda limited edition kan? FYI: G-dragon dan Tae-yang anggota Bigbang sebelum launching debut album, mereka juga membeli produk fashion mereka di Dongdaemun. Tak heran, G-dragon punya fashion style yang tidak pasaran.
Shinchon(신촌) Fashion street.
Di daerah Shinchon terdapat dua universitas ternama. Sebagai salah satu universitas swasta terkenal, kawasan Ewha Women university yang juga berdekatan dengan Yonsei University merupakan kawasan yang menawarkan harga yang sesuai dengan kantong para mahasiswa. Terutama lagi, karena universitas yang berisi wanita saja tentu penduduknya saling ‘bersaing’ dalam hal style dan fashion. Kawasan ini tidak hanya banyak menjual produk fashion, tapi juga peralatan tulis dan lain sebagainya. Mulai toko vintage yang menjual barang secondhand hingga retailer ternama berjajar di sepanjang jalan ini. Jika anda lelah berbelanja, coffee shop yang membaurkan wangi aroma kopi siap menjadi persinggahan pelepas lelah. Saya sendiri belum pernah ke kawasan ini, namun teman saya ada yang berkuliah di Ewha. Dia pernah bercerita pada saya bahwa ada pakaian yang modelnya lucu, dan keren dibandrol seharga W2000 atau sekitar 20.000 rupiah saja. Saya pernah menitip tas kulit imitasi-namun berkualitas cukup bagus- dengan harga W10.000 atau sekitar 100.000. sekedar informasi, model dan jenis tas ini adalah tas yang pada umumnya difavoritkan oleh anak-anak muda, karena bentuknya yang fleksibel dan mampu memuat kebutuhan dalam volume yang cukup banyak.
Insa-dong.
Letaknya berdekatan dengan 경복궁 (Gyeong-Bok Gung) atau istana Gyeong-Bok. Distrik perbelanjaan ini, lebih terfokus dengan bahan kerajinan tangan seperti souvenir jaman korea kuno, keramik antik, art galleries, lukisan lama, tea set ataupun barang barang dari Negara lain yang antik. Di sinilah spot di jantung kota namun juga tempat di mana anda masih dapat merasakan nafas kehidupan korea yang sederhana. Daerah ini menjadi tempat favorit para turis mancanegara juga karena banyaknya tea house yang berarsitektur korea jaman dahulu. Di akhir pekan, daerah Insa-Dong adalah kawasan bebas kendaraan. Jadi anda yang berjalan kaki dapat dengan leluasa dan nyaman. Banyak juga pedagang yang menjual barangnya di emperan. Jika anda membeli barang di emperan, anda dapat menawar harga barang yang ingin anda beli. Barang di sini, banyak yang unik dan tak terlalu mudah ditemukan di tempat lain. Ini adalah tempat yang tepat jika anda ingin member souvenir unik bagi orang yang anda sayangi. Tidak hanya kios jualan yang bergaya sederhana, tempat tempat makan pun juga sama. Di daerah ini, anda dapat makan dengan nyaman tanpa terganggu suara bising kendaraan. Tempat ini termasuk favorit saya. Para penjualnya juga ramah dan pasti ada saja kejadian unik yang akan anda alami.
Myeong-Dong (명동)
Agak sedikit jauh jika berjalan dari Insadong, Myeong-dong merupan tempat berbelanja terpopuler di seoul. Bahkan, beberapa waktu kemarin, Myeong-dong dikabarkan sebagai shopping district termahal ke 11 di dunia. Di area ini, anda tak perlu bingung memikirkan keperluan belanja. Because Myong-dong is noted for its eating, drinking, and entertainment establishments frequented by people of all ages. Located in downtown Seoul, there are four major department stores staffed by clerks who can speak either English or Japanese. Di gang yang sempit bagi pejalan kaki yang sebejibun ini, berbagai department store terkenal, cosmetic corner seperti body shop, karaoke, café ataupun tempat makan seperti pizza hut, hingga butik desainer kelas dunia siap membuat mata anda berbinar. Namun jangan salah, penjual yang di jalanan pun ada. Para penjual jalanan ini, berderet membelah arus pengunjung. Yah, seperti pembatas jalan raya untuk mobil, deh. Hehe.. Karena merupakan salah satu daerah tersibuk, Spot ini jelas tak boleh dilewatkan.
Itaewon (이태원)
Kangen dengan hidangan ala Negara sendiri (Indonesia.Red)? Datang saja ke Itaewon. Mungkin jika anda membandingkan harganya dengan di Negara sendiri akan terasa sedikit mahal, namun rasanya cukup mengobati homesick saat lidah ingin mendecap rasa masakan negeri kita. Itaewon terkenal sebagi distriknya orang asing. Penuh pernak pernik etnik dari berbagai Negara. Tak kalah juga restoran negar Negara tersebut pun berjajar rapi. Bagi anda yang muslim, banyak Halal mart di daerah ini. Di kalangan warga asing yang menetap di Korea ataupun wisatawan yang sekedar berlibur, spot ini memang favorit. Bahkan masjid terbesar di Seoul –mungkin juga korea- ada di distrik ini. Pengalaman yang tidak saya lupakan adalah saat salat jumat di minggu terakhir saya di Korea. Hari itu adalah pertama kalinya saya salat jumat di korea. Berbekal browsing dari internet, saya diantar keponakan host parents saya menuju daerah ini. Host parents saya yangnon-muslim, tentu tak mengerti tradisi umat muslim yang berbondong-bondong ke masjid di hari jumat. Pun dia tak tahu tempat ‘bersembahyang muslim’, baik bentuk atau bahkan namanya. Di subway yang ke arah Itaewon, perlahan lahan mulai disesaki wajah wajah Asia ala Indonesia ataup melayu. Pakaian yang dikenakan pun baju koko dan peci serta membawa sajadah. Saya yang buta arah dan keponakan Host Parents saya yang tak tahu bentukan tempat yang saya cari hanya celingak celinguk sambil mencuri pandang dimana tempat mereka berhenti. Tepat saat mbak-mbak operator mengatakan sudah sampai stasiun apa gitu, mereka pada turun. Saya sih ikut saja, kalo nyasar yah sudahlah nasib saya, piker saya begitu. Lalu, saya mulai memebranikan diri bertanya pada satu abang-abang “mas, orang Indonesia bukan?”. Lalu si mas-masnya menjawab,”Iya, mbak. Saya dari pekalongan. Mbaknya baru yah di Sini. Dari tadi saya perhatikan seperti orang hilang” Jeng..jeng… bukan seperti lagi, mas, jelas saya nyaris hilang, batin saya. Akhirnya saya tiba di masjid, dan sAya terharu, ternyata banyak juga muslim di Korea. Apalagi saat bertemu sesama orang Indonesia. Dan bagaimana nasib keponakan Host parents sadi yang saya tinggal asyik ngobrol? dia akhirnya pergi ke PC-Bang (PC방) alias warnet.
COEX (korea Expo) Mall
COEX (Korea Expo) Mall
Yep, ini tempat yang juga termasuk dalam favourite list saya. Bahkan sebelum saya ke Korea, begitu googling dan menemukan penjelasan COEX saya langsung penasaran. Satu-satunya Mall yang pintu masuknya underground. Saat anda keluar dari Jihacheol (지하철) atau Subway di stasiun Samsung (baca: Samseong –seperti huruf O dalam kata ‘the Oolong’-) akan berujung di pintu masuk Mall terbesar di Korea ini. Gemerlap lampu mall langsung menyapa mata anda. Semua barang yang anda cari bisa di dapat di sini. Kosmetik, IT produk, Makanan, Konter franchise dunia, Duty free shop, anything you wish. Mall ini dijejali dengan lebih dari 100 kios. Kebayang kan, bagaimana besarnya mall ini. Dan tidak cukup untuk diputar dalam sehari. Di lantai underground saja, bentuknya yang memanjang berderet kios-kios yang membuat lapar mata. Sering drama Korea bersetting di Mall ini. Ada mini aquarium (seperti mini seaworld lah), bioskop yang super canggih.
DOngdaemun
Salah satu pusat perbelanjaan besar di Seoul. Bagi sebagian wisatawan asing –bahkan ada juga orang korea yang tak tahu- Dongdaemun hanya sebuah mall besar yang menjual barang dengan harga terjangkau. Namun, ternyata ada sisi Dongdaemun yang terletak di Belakang Mall.nya. Dongdaemun yang Mall, buka selama 24 jam, dan merupakan area yang penuh hiburan. Anda bisa saja menemukan mini stage yang terletak di pinggir jalan yang menyuguhkan lomba dance atau hanya sekedar live music. Di mall ini ada dua bagian. Mal yang menjual barang eksklusif dan dibandrol dengan harga pas, juga ada bagian yang menjual barang dengan harga yang bisa anda tawar. Di bagian yang ini, rata-rata pakaian dipatok mulai harga W4000 atau sekitar 40.000. Yang dijual adalah produk fashion. Pakaian, tas-tas KW (tembakan desainer), beanie, sepatu juga ada. Sisi dongdaemun yang di belakang Mal, adalah toko dan kios yang menjual barang untuk diproduksi lagi. Kalau anda tahu pasar turi Surabaya, yah mirip. Salah seorang teman korea saya, dia senang mendesain pakaian dan aksesories fahion. Tempat ini adalah surganya. Pita-pita, kancing berbagai variasi, pernak pernik untuk kalung, anting dan lain sebagainya bisa dibeli di sini. Anda pun dapat menawar harga jika membeli dalam jumlah besar. Ingin langsung memakai? Bisa. Anda bisa mendesain sendiri aksesories anda di tempat, dan si penjual langsung mengerjakan sesuai permintaan anda. Seperti bros yang saya beli di sana. Saya memilik sendiri bingkai, tempelan gambar, serta mata hijaunya. Di tahun 2008 saya hanya merogoh kocek seharga W3000. Kalau mendesain sendiri pasti barang anda limited edition kan? FYI: G-dragon dan Tae-yang anggota Bigbang sebelum launching debut album, mereka juga membeli produk fashion mereka di Dongdaemun. Tak heran, G-dragon punya fashion style yang tidak pasaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar